reading time: 10 – 15 menit

Yaks sekarang saatnya membahas asset class yang sangat populer (on demand) yaitu stock atau Bahasa Indonesianya saham. Karena banyak yang mesti dibahas, kita bagi dalam beberapa bagian
Waktu kita bahas mengenai bond, saya bahas tentang bagaimana suatu perusahaan mendanai pembelian asset mereka, ada dua cara yaitu dengan mengeluarkan bond , dan mengeluarkan saham.
Pertama-tama apakah itu stock? bedanya stock sama share apa?
Stock atau saham itu adalah sertifikat kepemilikan suatu perusahaan. Jadi kalau suatu perusahaan itu mengeluarkan saham berarti dia memecah kepemilikan perusahaannya dan bagian pecahan itu namanya shares sedangkan kepemilikan keseluruhan suatu perusahaan itu namanya stock.
Sebagai contoh, saya punya kios es durian dan saya butuh uang untuk membuka cabang es durian saya , saya punya dua pilihan , minjam uang (dari bank) itu namanya loan, tapi bank biasanya lebih strict , kalau ga bisa bayar cicilan , kios saya bisa diambil, makanya saya bisa punya pilihan lain mengeluarkan surat hutang, dan pilihan lainnya memecah kepemilikan kios saya ke teman teman saya. Misalnya es durian Inc saya valuenya 100 juta, saya pecah saya kasih ke teman saya A 10% , B 10% jadi tiap orang punya senilai 10 juta saham Es Durian Inc yaitu 10% dari total kepemilikan, saya sendiri punya 80 % masih pemegang saham mayoritas.
Nanti kalau untung saya punya dua pilihan , apakah ditahan untuk diputer membesarkan bisnis saya atau dibagi sebagai dividend atau dua duanya (sebagaian dibagi sebagai dividend sebagian ditahan , namanya sisa laba ditahan atau retained earning).
Kalau dibagi sebagai dividend si A dan B dapat dividend 10% dari total dividend yang dibagikan.
Setelah 2 tahun Es Durian Inc saya valuenya 1Milyar Rupiah. Jadi nilah saham yang dipegang si A dan B dari 10 juta jadi 100 juta.
Setelah 4 tahun Es Durian Inc saya bankrut karena kena Covid orang takut durian bikin panas dalam terus sakit tenggorokan dibilang Covid jadi ga ada yang mau Durian lagi. Value perusahaan saya jadi 0 . Dan si A dan B ingin uang 10 juta nya balik…
Tidak semudah itu Ferguso ! Nilai sahamnya mereka adalah 0 karena apa ? Karena 0 dibagi 2 atau 4 atau sejuta tetep aja 0 Bambang !
Jadi pelajaran yang bisa dipetik dari cerita itu, saham itu risknya lebih besar dari bond atau fixed deposit, karena kita bisa kehilangan semua investasi kita kalau tidak berhati hati memilih saham perusahaan yang bermutu karena dengan memiliki sertifikat kepemilikan perusahaan itu secara tidak langsung kita ikut serta dalam keuntungan atau kerugian perusahaan tersebut.
Jadi mindset kita kalau membeli saham perusahaan adalah membeli bisnis itu (seperti kata Warren Buffet , membeli saham bukan hanya sekedar membeli saham di stock market tapi membeli bisnis itu sendiri) jadi kita mesti melihat dari segi perusahaan itu secara keseluruhan apakah profitable , stabil secara keuangan dsbnya.
Seperti mengendarai kendaraan, makin kita trampil mengemudi , semakin kecil risikonya, jadi ada baiknya kita belajar bagaimana cara menganalisa saham itu, nanti saya bahas di topik tentang analisa keuangan suatu perusahaan di artikel yang akan datang.
Common Shares vs Preferred Shares
Shares sendiri bisa dibagi dua, preferred shares dan common shares. Preferred shares itu dividennya tetap (fixed), tapi tidak bisa ikut ambil bagian dari keuntungan atau kenaikan nilai perusahaan.
Common shares itu dividennya bervariasi tergantung keuntungan atau kenaikan nilai perusahaan.
Ketika ada klaim perusahaan kalau bangkrut, urutan klaim atas asset ada ditangan pemegang bond, lalu pemegang preferred shares dan setelah itu pemegang saham umum (common shares).
Cara membeli saham
Bagaimana cara membeli saham?
Ada dua cara, melalu pasar premier (Primary market) atau pasar sekunder (Secondary market)
Primary Market itu melalui Initial Public Offering (IPO) dimana perusahaan mulai menjual saham pertama mereka ke publik. Biasanya yang IPO adalah perusahaan perusahaan startup yang owner atau investor awal mau keluar dari investasi awal mereka , makanya dijual ke publik. bisa juga untuk expansi bisnis mereka.
Menurut saya pribadi lebih baik menghindari IPO ini karena sebagian besar perusahaan yang baru IPO harga sahamnya turun beberapa hari setelah IPO (mediannya turun 31 % dari harga IPO dari data IPO semenjak 1980), kenapa? karena alasan di paragraf sebelum ini, ada investor awal yang keluar dari investasi mereka atau memotong kerugian di investasi mereka. Dan juga perusahaan yang IPO biasanya hanya memiliki data keuangan tidak sampai 5 tahun jadi kita tidak bisa punya track record mereka untuk jangka waktu yang panjang untuk melihat apakah perusahaan itu stabil profitnya.
Secondary Market
Kita bisa membeli saham di secondary market yaitu stock exchange atau bursa saham. Setiap negara besar dengan ekonomi yang cukup dewasa (matured economy) memilik bursa saham seperti Singapore Exchange (SGX) , Jakarta Stock Exchange, Hang Seng Hongkong, New York Stock Exchange (NYSE). Bursa Malaysia dsbnya.
Untuk membeli saham kita harus mempunyai trading account dari stock broker yang melayani jual beli saham di exchange yang kita inginkan.
Untuk Singapore , kita juga harus memiliki Central Depository (CDP) account untuk menyimpan saham kita disitu. Kita bisa apply CDP account sendiri atau lewat stock broker kita. Kecuali trading account kita dibawah custodian , kita ga perlu punya CDP account karena saham kita atas nama broker kita bukan atas nama kita.
Untuk komisi stock broker relatif sama sekitar SGD 25 untuk minimal komisi atau 0.28% dari total nilai transaksi kecuali ada promosi seperti LimTan SGD 10.
Di SGX kita bisa beli saham minimal satu lot yaitu 100 saham, kalau di US , kita bisa beli satu saham karena harga saham di sana relatif mahal (Amazon sekitar USD 2,000 – 2,500) kalau beli 100 rasanya berat ya, seberat beban hidup ini cieh.
Capital Gain vs Dividend
Ada dua jenis keuntungan atau return yang diharapkan oleh investor ketika mereka membeli saham suatu perusahaan seperti yang saya diskripsikan di cerita Es Durian inc.
1.Capital Gain atau keuntungan modal, dimana harga saham saat ini lebih tinggi daripada harga saham waktu kita beli.
Capital gain sendiri ada dua, realised dan unrealised capital gain. Realised itu keuntungan kapital saat kita menjual saham kita saat ini. Unrealised capital gain adalah keuntungan kapital kita di atas kertas , bukan berupa uang karena kita tidak menjual saham kita dan mendapatkan uang hasil penjualannya.
Di beberapa negara , Capital gain terkena pajak tapi biasanya lebih kecil dari pajak untuk bunga (interest) atau dividend. Di Singapura Capital gain tidak dikenai pajak.
2. Dividend
Dividend atau pembagian hasil biasanya dibagikan setiap tahun, dua kali setahun (6 bulan) atau setiap kuartal. Suatu perusahaan biasanya membuat aturan untuk membagikan dividend yang konsisten dan stabil , atau naik perlahan lahan setiap tahunnya. Karena dividend yang konsisten memberi image kalau keuntungan tiap tahun stabil atau naik secara berkala.
Suatu perusahaan yang memberi dividend lebih kecil daripada dividend sebelumnya , biasanya diikuti oleh turunnya harga saham karena pasar tidak percaya lagi dengan kemampuan perusahaan tersebut dalam mendapatkan keuntungan.
Sekian dulu bagian pertama (Part 1) to be continued.