Reading time: 15 – 20 menit

Sekarang kita membahas tentang bond atau obligasi, yang tak lain dan tak bukan adalah surat hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan.
Suatu perusahaan kalau lagi mau menambah kapital untuk membeli assets bisa melalui dua cara, yang pertama mengeluarkan surat hutang , yang kedua menjual saham mereka.
Sama seperti kalau kita beli rumah (asset pribadi), pertama kita minjem dari bank atau bisa juga kita patungan modal dengan saudara kita (menjual persentase kepemilikan rumah kepada mereka)
Bond Interest/ Kupon
Apakah yang kita dapatkan dari kepemilikan bond atau surat obligasi ini? Kita dapatkan fixed interest yang istilah di dunia keuangan adalah kupon (coupon) , bisa tiap tahun atau tiap 6 bulan sekali (2 kali setahun). Seperti fixed deposit jangka waktu 6 bulan atau 12 bulan.
Misalnya kupon bond ini 5 % kita beli 10 juta Rupiah ,kita setahun bisa mendapatkan 500 ribu rupiah , kalau dua kali setahun , setengah tahun pertama kita dapat 250 ribu dan setengah tahun berikutnya dapat 250 ribu lagi.
Kupon atau interest ini ada yang tetap ada yang step up interest dimana makin berjalannya tahun , makin tinggi bunga/ interest/ kuponnya.
Mungkin kita tergoda untuk memilih bond dengan kupon yang paling tinggi karena return investment kita makin besar, tapi jangan terlena dengan kupon atau bunga yang tinggi itu, karena makin tinggi kupon atau bunganya , berarti bond ini semakin risky. (risknya semakin besar).
Mari kita bahas tentang risk. Di dunia bond ini, risk pertama yang bisa dirasakan langsung oleh investor, yaitu default risk dimana perusahaan itu tidak bisa membayar kupon atau bunga pada tanggal jatuh tempo. Risk yang lebih tinggi lagi kalau investasi utamanya juga tidak bisa kita ambil lagi karena perusahaan bangkrut
Maturity
Bond ini juga ada maturitynya atau habis temponya. ada yang short term dibawah 1 tahun, mid term 3- 5 tahunan atau long term sekitar 10 sampai 20 tahun. ada yang sampai selama lamanya (namanya perpetual bond) yang tidak ada maturity datenya.
Biasanya makin lama maturitynya, makin tinggi kuponnya, karena investor harus diberi kompensasi karena berpisah dari duit mereka lebih lama, (Bond tidak bisa diambil sebelum jangka waktu atau maturitynya habis) jad lebih besar opportunity costnya, dan risknya lebih besar, karena makin lama jangka waktunya makin susah diprediksi ekonomi kedepan.
Government Bond vs Corporate Bond
Ada dua tipe bond dari segi organisasi yang mengeluarkan surat hutang itu. Yang pertama pemerintah dan kedua perusahaan.
Tentunya surat hutang yang dijamin pemerintah lebih kecil risikonya dibanding surat hutang yang dijamin oleh perusahaan.
Credit Rating
Kita bisa melihat kapasitas pemerintah atau perusahaan yang mengeluarkan surat hutang itu dari segi credit rating yang biasa dikeluarkan oleh Moody atau Standard or Poor yang merupakan credit rating agency.
Credit Rating itu mencerminkan credit worthiness dari peminjam (pemerintah atau perusahaan yang mengeluarkan surat hutang tersebut).
Credit rating biasanya ditulis dengan abjad ABCD , dengan AAA (standard & poor) atau Aaa (Moodys) adalah credit rating paling tinggi dengan tingkat kemungkinan default pembayaran kupon paling rendah).
Bond dengan Credit Rating AAA sampai BBB- bisa dikategorikan sebagai investment grade bond. sedangkan dibawah BBB- bisa dikategorikan sebagai junk bond (higher risk).
Bagaimana cara taunya bond ini aman atau tidak selain dari credit rating?
kita bisa menganalisa financial statement seperti income statement , balance sheet dan cash flow statement sama seperti kita menganalisa saham karena dari situ kita bisa tahu keuntungan perusahaan , kuat nya balance sheet dan cash flow mereka untuk bisa membayar kupon bond kita.
Sayangnya untuk membeli bond terutama bond dari suatu perusahaan biasanya perlu biaya besar, 1 lot bond 100 000 USD biasanya. Jadi biasanya buat high networth investors atau institutional investors.
Kalau untuk ritel investors seperti kita kita ini , kita bisa beli Bond fund dari mutual fund atau bond ETF. apa itu ETF dan mutual fund? nanti kita bahas lebih lanjut di postingan yang akan datang.
Ritel investors bisa juga membeli bond milih pemerintah (Singapore Saving Bond) atau Bond Bank Indonesia.
Bond biasanya tidak bisa diambil sebelum masa berlaku (maturity) habis, Singapore Saving Bond adalah pengecualian. Investor bisa kapan saja mengambil Principal investmentnya sebelum maturity.