Akhir-akhir ini sering terdengar istilah yanbg sedang menjadi perbincangan yaitu SPAC. Sebenarnya apa SPAC itu dan bagaimana cara kerjanya?
SPAC adalah Special Purpose Acquisition Company, diterjemahkan menjadi perusahaan yang khusus didirikan untuk melakukan akusisi atau membeli perusahaan lainnya.

SPAC biasa dikenal sebagai perusahaan cek kosong atau Blank Cheque Company, sebuah perusahaan fund management yang mengadakan Initial Public Offering (IPO) untuk mendapatkan dana segar dari para investor. Dana segar inilah yang nantinya digunakan untuk mengakuisisi atau membeli perusahaan lainnya.
Blank cheque company ini tidak mempunyai sistem operasional sendiri dan tidak memiliki business plan karena memang lebih ditujukan untuk melakukan akusisi perusahaan lainnya. Dan yang seperti namanya “blank cheque” , para investor SPAC tidak tahu perusahaan mana yang akan diakusisi oleh SPAC yang bersangkutan. Hanya manajer SPAC yang tahu dan biasanya dirahasiakan ke public untuk menghindari pemaparan data yang lebih detail dan mendalam.
SPAC mempunyai waktu dua tahun untuk mengakusisi perusahaan lain. Jika dalam waktu tersebut tidak terlaksana maka SPAC tersebut harus mengembalikan uangnya ke para investornya.
Kenapa SPAC menjadi favorit para perusahaan yang akan melakukan go publi? Salah satu alasannya adalah lebih efektif dan efisien karena tidak memerlukan proses yang panjang (dalam 3- 4 bulan) dibanding dengan proses IPO biasa yang biasanya memakan waktu sekitar satu tahun. Selain itu biaya listing (underwritten fees) lebih murah separuhnya dibanding dengan IPO secara tradisional.
Contoh-conoth SPAC IPO adalah perusahaan perjalanan luar angkasa milik Richard Branson Virgin Galactic, perusahaan baterai mobil listrik Quantum Scape, dan yang baru-baru ini terjadi adalah GRAB berencana IPO melalui SPAC di pasar Amerika Serikat.
Untuk para investor , SPAC sebenarnya termasuk berisiko tinggi karena perusahaannya termasuk kategori startup atau yang sedang ekspansi (growing) dan belum untung. Mereka ada di industri yang relatif baru dan mereka perlu “membakar duit” untuk ekspansi dan menjadi market leader di industri itu.
Perusahaan baterai mobil listrik Quantum Scape (ticker: QS) contohnya. Mereka masih dalam fase product development dan diperkirakan baru mulai menerima pendapatan atas penjualan pertama mereka di tahun 2026. Jadi sebenarnya investasi ini tergolong berisiko tinggi karena bisa saja produk mereka nantinya akan gagal dijual.
Seperti IPO tradisional, harga IPO saat pertama kali dijual di publik atau pasar modal naik sangat tinggi, tetapi setelah itu para investor yang mendapat alokasi IPO biasanya ambil profit (profit taking) dengan cara menjual, dan biasanya yang terjadi adalah dalam beberapa minggu pertama harganya akan berangsur-angsur turun.

Lebih parah lagi kalau lock up period, masa dimana insider (pemegang saham yang ada di dalam perusahaan itu) tidak boleh menjual saham yang mereka pegang, sudah lewat. Para insider biasanya banyak menjual saham-saham perusahaan itu dan nilai sahamnya akan segera mengalami penurunan secara tajam.
Saya jarang membeli saham IPO karena track record laporan laba rugi dan neraca perdagangan perusahan hanya tersedia sekitar 2-3 tahun terakhir. Juga karena kebanyakan investasi saat IPO (lebih dari 50%) mengalami kerugian, yang bisa terjadi dalam jumlah yang sangat besar (50- 75% dari investasi awal) yang disebabkan oleh “over hype” dan juga “over valuation”.
Semoga informasi mengenai IPO dan SPAC ini dapat berguna. Salam Cuan!